Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat
Nama : Riezka Yunistika Fajriatifah
Kelas : 1KA08
NPM : 16116363
Rois Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin menilai penggunaan isu SARA untuk menyerang calon tertentu di Pilkada DKI sangat tidak tepat. Ia menegaskan, dalam Islam tidak ada larangan bagi nonmuslim menjadi pemimpin di wilayah yang mayoritas muslim.
Menurut dia, ramainya perdebatan mengenai pemimpin yang dikaitkan dengan SARA lebih karena sebagian muslim tidak memahami tafsir dari ayat yang dijadikan dalil kepemimpinan dalam Islam.
Seperti ayat 51 Surat Al-Maidah, kata dia, merujuk tafsir terdahulu, yang dimaksud larangan unutk memilih pemimpin dari golongan muslim bukanlah untuk pemimpin sekelas gubernur atau kepala daerah. Melainkan karena konteks pada masa Nabi Muhammad yang sedang dalam kondisi perang.
Ahmad mengaku, merasa perlu menyampaikan imbauan itu karena saat ini banyak beredar isu dan wacana di pemberitaan, termasuk di media sosial yang menjadikan ayat suci sebagai dasar unutk mencaci seseorang dan berkomentar kasar dengan argumentasi SARA.
"Sangat banyak komentar yang tidak santun dan tidak sesuai dengan Pancasila. Dan tentu bertentangan dengan agama kita. Demokrasi belum baik di negara ini. Buktinya kalau mau hebat caranya dengan black campaign, mencari kesalahan orang lain. Maka kemudian politik kita menjadi bercitra buruk," tegas Ahmad.
Ia pun berharap warga Jakarta tidak mudah terpengaruh dengan isu SARA. Menurutnya Islam merupakan agama yang cinta perdamaian dan melarang umatnya meredahkan orang lain dengan cara apapun, termasuk dengan menggunakan dalil ayat suci.
"Isu SARA sama sekali tidak boleh digunakan untuk mendiskreditkan orang lain. Kita menjunjung tinggi budaya dan adab. Tidak boleh merendahkan pihak lain untuk suatu kemenangan politik," Ahmad menandaskan.
Opini : Menurut saya semuanya kembali kepada individu masing masing. percaya begitu saja pada pemberitaan media dan terlalu malas untuk mencari informasi lah yang menyebabkan masyarakat mudah terpengaruh oleh isu SARA. Media bisa mengangkat seseorang, media pula yang bisa menjatuhkannya. Media mencari berita untuk kepentingannya sendiri, tidak peduli berita itu mengandung provokasi atau apapun asalkan bisa menguntungkan. jadi intinya jangan mudah percaya pada media. Memilih pemimpin muslim maupun non muslim itu semua kembali kepada diri kita, karena mereka memiliki hak yang sama. mereka sama sama warga indonesia dan sama sama memiliki hak untuk menjadi seorang pemimpin.
Saran : menurut saya sebaiknya masyarakat lebih memilih milih berita yang ingin dibaca agar tidak termakan oleh media media yang sengaja dibuat sebagai provokasi. Dan untuk media sebaiknya buatlah berita yang netral jangan buat berita yang bisa memecah belah NKRI.
Sumber : http://pilkada.liputan6.com/read/2621974/nu-muslim-dan-non-muslim-punyak-hak-sama-jadi-pemimpin?source=search
Link Gunadarma :
web Gunadarma
Staffsite Gunadarma
Baak Gunadarma
V-Class Gunadarma
Studensite Gunadarma
Komentar
Posting Komentar